Proses
Detail Pembuatan Batik Tulis :
1. Siapkan kain mori/ sutra, kemudian dibuat motif diatas
kain tersebut dengan menggunakan pensil.
2. Setelah motif selesai dibuat, sampirkan atau letakkan
kain pada gawangan
3. Nyalakan kompor/ anglo, letakkan malam/ lilin ke dalam
wajan/ nyamplung, dan panaskan wajan dengan api kecil sampai malam/ lilin
mencair sempurna. Untuk menjaga agar suhu kompor/ anglo stabil biarkan
api tetap menyala kecil.
4. Tahap selanjutnya, menutupi kain dengan malam/ lilin
pada bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (sama dengan warna dasar
kain). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran
besar. Proses ini bertujuan agar pada saat pencelupan bahan/ kain kedalam
larutan pewarna bagian yang diberi lapisan malam/ lilin tidak terkena pewarna.
5. Pada proses membatik dimulai dengan mengambil sedikit
malam cair dengan menggunakan canting, tiup-tiup sebentar biar tidak terlalu
panas kemudian torehkan/ goreskan canting dengan mengikuti motif. Dalam
proses ini harus dilakukan dengan hati-hati agar jangan sampai malam yang cair
menetes diatas permukaan kain, karena akan mempengaruhi hasil motif batik.
6. Setelah semua motif yang tidak ingin diwarna atau
diberi warna yang lain tertutup oleh malam/lilin, selanjutnya dilakukan proses
pewarnaan. Siapkan bahan pewarna di dalam ember, kemudian celupkan
kainnya ke dalam larutan pewarna. Proses pewarnaan pertama pada bagian
yang tidak tertutup oleh malam/ lilin. Pewarnaan dilakukan dengan cara
mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu. Kain dicelup dengan warna
yang dimulai dengan warna-warna muda, dilanjutkan dengan warna lebih tua atau
gelap pada tahap berikutnya.
7. Setelah dicelupkan dalam pewarna, kain tersebut di
jemur dan dikeringkan.
8. Setelah kering dilakukan proses pelorodan, proses
tehnik “pelorodan” dilakukan dengan cara lilin dikerik dengan pisau, kemudian
kain di rebus bersama-sama dengan air yang telah diberi soda abu, atau
menggunakan tehnik pelepasan lilin dengan dilumuri bensin, kemudian Kain
disetrika sehingga lilin menjadi meleh. Dari keempat jenis pelepasan
lilin di atas, tehnik perebusan kain dengan soda abu dan tehnik setrika adalah
yang lazim digunakan oleh pembatik tradisional.
9. Kain yg telah berubah warna tadi direbus dalam air
panas. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan lapisan malam/ lilin
sehingga motif yg telah digambar menjadi terlihat jelas. Apabila
diinginkan beberapa warna pada batik yg kita buat, maka proses dapat diulang
beberapa kali tergantung pada jumlah warna yg kita inginkan.
10. Setelah kain bersih dari malam/ lilin dan dikeringkan,
dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan malam/ lilin
menggunakan alat canting untuk menahan warna berikutnya.
11. selanjutnya proses pencelupan warna yang kedua, dengan
memberikan malam/ lilin lagi, pencelupan ketiga dst. Misalkan dalam satu
kain diinginkan ada 5 warna maka proses diatas tadi diulang sebanyak jumlah
warna yg diinginkan berada dalam kain tsb satu persatu lengkap dengan
proses membuka/nglorot dan menutup malam/ lilin dilakukan berulang kali sesuai
dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.
12. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang
telah dibatik dicelupkan ke campuran air dan soda ash untuk mematikan warna
yang menempel pada batik, dan menghindari kelunturan.
13. Proses terakhir adalah mencuci /direndam air dingin
dan dijemur sebelum dapat digunakan dan dipakai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar