Senin, 19 November 2018

Alasan Pekalongan Dipilih Jadi Kota Kreatif UNESCO


Jakarta, CNN Indonesia -- Pekalongan sudah lama dikenal sebagai Kota Batik. Dwi Ariputranto, Sekretaris Daerah Kota Pekalongan mengatakan, kehidupan masyarakat kota Pekalongan memang tak bisa lepas dari batik. "Masyarakat kota Pekalongan memang hidup dari batik. hampir seluruh masyarakatnya hidup dari usaha ini," kata dia. Hal ini membuat UNESCO memberi perhatian tersendiri pada Pekalongan. Dikatakan Dwi, pada tanggal 1 Desember 2014 lalu, UNESCO menetapkan kota ini sebagai salah satu jaringan kota kreatif. "Pekalongan jadi satu-satunya kota di Indonesia dan di Asia Tenggara yang menjadi jaringan kota kreatif UNESCO. Kami sangat bangga," ucapnya.  Pekalongan terpilih sebagai jaringan kota kreatif dalam kategori Craft and Folk Arts. Dalam kategori ini, Pekalongan bersanding dengan kota Kingdezhen (China), Nassau (Bahama), Suzhou (China), dan Jacmel (Haiti).


Keberhasilan Pekalongan menjadi jaringan kota kreatif UNESCO dikatakan Dwi tak terlepas dari peran semua lapisan masyarakat. "Untuk masyarakat Pekalongan, batik bukan hanya soal sisi ekonomi saja. Batik punya dua jendela yaitu budaya dan ekonomi." Dari sisi ekonomi, saat ini di Pekalongan ada sekitar 830 UKM batik yang berkembang di sana. Setiap harinya, mereka memproduksi berbagai jenis, motif, bahan dan warna batik tulis khas Pekalongan. Selain itu, setiap UKM minimal memiliki pekerja sekitar 15 orang. Oleh karenanya, UKM batik ini bisa menjadi salah satu lahan untuk menyerap tenaga kerja. Sedangkan dari jendela budaya, upaya ini juga menjadi salah satu pelestari kebudayaan asli Indonesia yaitu batik yang kaya makna. "Sebagai Kota Batik, kami ingin benar-benar bisa melestarikan batik pesisir yang jadi ciri khas kami," ucapnya. Menurut Dwi, Pekalongan punya ciri batik yang sangat berbeda dengan kota lainnya. Batik Pekalongan merupakan salah satu jenis batik pesisir. Batik pesisir memiliki ciri khas yang sangat kuat dari segi warna cerahnya.

Batik Pekalongan sendiri sebenarnya dikenal sejak tahun 1800-an. Di tahun itu, pengrajin batik mulai tersebar karena adanya perang. Lokasi kotanya yang ada di pesisir laut pun membuat banyaknya pedagang-pedagang yang mampir ke kota ini 'menyebarkan' pengaruh dan gaya dalam urusan busana. Budaya yang beragam ini diserap oleh masyarakat sekitar dan dituangkan dalam goresan motif batik mereka. Inilah sebabnya, Pekalongan punya motif batik yang sangat beragam dan luwes. "Tapi Pekalongan juga punya motifnya sendiri yaitu jlamprang," kata Dwi. Keseriusan Pekalongan jadi Kota Batik juga ditunjukkan Pemerintah Kotanya lewat diadakannya muatan lokal membatik dan juga jurusan kuliah membatik. "Ini juga sarana untuk memperkenalkan batik pada generasi muda Pekalongan agar batik tetap lestari." (chs/utw)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar