Jakarta, CNN Indonesia -- Pekalongan
sudah lama dikenal sebagai Kota Batik. Dwi Ariputranto, Sekretaris Daerah Kota
Pekalongan mengatakan, kehidupan masyarakat kota Pekalongan memang tak bisa
lepas dari batik. "Masyarakat kota Pekalongan memang hidup dari
batik. hampir seluruh masyarakatnya hidup dari usaha ini," kata dia.
Hal ini membuat UNESCO memberi perhatian tersendiri pada Pekalongan. Dikatakan
Dwi, pada tanggal 1 Desember 2014 lalu, UNESCO menetapkan kota ini sebagai
salah satu jaringan kota kreatif. "Pekalongan jadi satu-satunya
kota di Indonesia dan di Asia Tenggara yang menjadi jaringan kota kreatif
UNESCO. Kami sangat bangga," ucapnya. Pekalongan terpilih sebagai
jaringan kota kreatif dalam kategori Craft and Folk Arts. Dalam kategori ini,
Pekalongan bersanding dengan kota Kingdezhen (China), Nassau (Bahama), Suzhou
(China), dan Jacmel (Haiti).
Keberhasilan Pekalongan menjadi jaringan kota kreatif UNESCO
dikatakan Dwi tak terlepas dari peran semua lapisan masyarakat. "Untuk
masyarakat Pekalongan, batik bukan hanya soal sisi ekonomi saja. Batik punya
dua jendela yaitu budaya dan ekonomi." Dari sisi ekonomi, saat ini
di Pekalongan ada sekitar 830 UKM batik yang berkembang di sana. Setiap
harinya, mereka memproduksi berbagai jenis, motif, bahan dan warna batik tulis
khas Pekalongan. Selain itu, setiap UKM minimal memiliki pekerja sekitar
15 orang. Oleh karenanya, UKM batik ini bisa menjadi salah satu lahan untuk
menyerap tenaga kerja. Sedangkan dari jendela budaya, upaya ini juga
menjadi salah satu pelestari kebudayaan asli Indonesia yaitu batik yang kaya
makna. "Sebagai Kota Batik, kami ingin benar-benar bisa
melestarikan batik pesisir yang jadi ciri khas kami," ucapnya. Menurut
Dwi, Pekalongan punya ciri batik yang sangat berbeda dengan kota lainnya. Batik
Pekalongan merupakan salah satu jenis batik pesisir. Batik pesisir memiliki
ciri khas yang sangat kuat dari segi warna cerahnya.
Batik Pekalongan sendiri sebenarnya dikenal sejak tahun
1800-an. Di tahun itu, pengrajin batik mulai tersebar karena adanya perang.
Lokasi kotanya yang ada di pesisir laut pun membuat banyaknya pedagang-pedagang
yang mampir ke kota ini 'menyebarkan' pengaruh dan gaya dalam urusan busana.
Budaya yang beragam ini diserap oleh masyarakat sekitar dan dituangkan dalam
goresan motif batik mereka. Inilah sebabnya, Pekalongan punya motif batik yang
sangat beragam dan luwes. "Tapi Pekalongan juga punya motifnya
sendiri yaitu jlamprang," kata Dwi. Keseriusan Pekalongan jadi Kota
Batik juga ditunjukkan Pemerintah Kotanya lewat diadakannya muatan lokal
membatik dan juga jurusan kuliah membatik. "Ini juga sarana untuk
memperkenalkan batik pada generasi muda Pekalongan agar batik tetap lestari." (chs/utw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar